Selasa, 27 Februari 2018

Sebagian Pendapat Para Ahli Mengenai Waktu dan Metode Menghafal Al-Quran. | M. Royyan Habibi, Santri PTYQ (Pondok Tahfidh Yanbu'ul Quran), Kudus.


(*)Dikutip dari kitab "Kaifa Tahfadh Al-Quran Al-Karim" karya Muhammad bin 'Ali Al-'Arfaj
______________________________________________________________________________
PART I

Dialog eksklusif bersama Ahmad bin Khalîl bin Syâhin bin Ahmad, salah satu pengajar Al-Quran tingkat menengah dan Tsânawiyyah di Riyâdh. Ilmu qirâ`ah dan ilmu tentang al-Quran beliau peroleh dari Universitas Al-Azhar, begitu juga ijazah (lisensi keilmuan) qirâ`ah sab’ah (tujuh ragam bacaan Al-Quran).

Berapa jumlah orang yang berhasil menghafal Al-Quran dihadapan Anda?

Ada 6 atau 7 orang dengan menggunakan riwayat imam Hafsh, sebagian yang lain menggunakan beragam riwayat yang berbeda-beda dan banyak lagi yang hanya sampai dua pertiga, setengah atau hanya seperempat saja.

Kapan waktu yang ideal digunakan untuk menghafal?

Waktu fajar; baik sebelum atau sesudahnya  dan pada waktu dluha. Sedangkan waktu yang ideal digunakan untuk murâja`ah yaitu pada waktu selain di atas.

Metode atau resep apa yang baik untuk menghafal Al-Quran?

1. Membaca Al-Quran dihadapan guru yang memiliki kredibilitas.
2. Untuk berapa jumlah ayat yang harus dihafalkan, kembali pada kemampuan diri masing-masing. 
3. Membaca salah satu kitab tafsir/terjemah untuk membantu atau merangsang hafalan setelah memahami arti ayat. Terlebih jika berkaitan dengan ayat-ayat tentang sebuah kisah atau ayat panjang yang berkaitan dengan hukum.
4. Harus selalu membawa pensil, agar sewaktu-waktu jika terdapat kesalahan bisa memberi tanda untuk diingat-ingat kembali sewaktu murâja'ah.
5. Mendengar bacaan murattal yang baik
6. Menulis ayat di lembaran atau buku catatan. Sebab, aktifitas menulis dapat membantu hafalan.

Bagaimana cara yang baik untuk menyesuaikan antara proses menghafal dan murâja'ah?

Harus membatasi berapa jumlah juz yang akan digunakan murâja'ah dan juga waktunya. Membaca Al-Quran pada waktu shalat fardlu atau sunnah dengan suara pelan.

Bagaimana cara mengetahui ayat yang memiliki kemiripan pelafalan di dalam al-Quran?

1. Terus menerus murâja'ah dan menyimak bacaan Al-Quran.
2. Membaca kitab/buku; seperti nadzam karya As-Sakhawi yang menjelaskan perihal ayat-ayat yang memiliki kemiripan.

Berapa lama standart menghafal Al-Quran bagi orang cerdas, orang biasa dan orang di bawah standart?

Relatif, tergantung diri masing-masing ¬ —orang cerdas— yang tidak memiliki kesibukan dan yang memiliki —sama halnya orang berkeinginan tinggi— cita-cita yang kuat bisa menghafal hanya dalam satu tahun, sedangkan standart dua tahun. 

Apa ada kaitannya antara suara keras dan pelan dengan menghafal?

- Mengeraskan suara lebih utama dan lebih manfaat. Selain itu, memiliki banyak faidah yang besar.
- Membuat suara menjadi merdu
- Mengetahui tartil
- Melatih lisan dan tulang rahang
- Membuat ucapan menjadi fasih
- Menjadikan hafalan lebih kuat
- Dapat menampakkan suara dasar yang tertahan pada pita suara.

Mana yang lebih cocok; membaca Al-Quran mulai dari awal atau dari akhir bagi orang yang ingin menghafal dan memperindah bacaannya?

Disesuaikan dengan kemampuannya, bisa mulai dari Al-Baqarah atau dari An-Nâs, namun yang lebih utama sesuai dengan urutan dalam Al-Quran, mulai dari Al-Baqarah. Akan teteapi masalah ini bersifat opsional, terbuka lebar untuk memilih mana yang baik.

Terkadang ada bacaan yang salah, dan kesalahan itu terus terulang saat membaca Al-Quran. Bagaimana solusinya?

Mengoreksi kesalahan dengan cara:

1. Menulis kalimat atau ayat yang salah
2. Memberikan tanda garis bawah
3. Membacanya berulang kali baik di shalat atau di luar shalat.

Apakah harus menggunakan satu mushaf tertentu untuk menghafal Al-Quran?

Harus tetap menggunakan mushaf dengan satu bentuk cetakan, karena beberapa faktor, diantaranya:

1. Hafalan itu terukir di dalam ingatan
2. Dapat membayangkan atau menggambarkan ayat; baris; paragraph awal dan akhir; apakah ayat ini ada di kiri atau sebelah kanan.

Apabila menggunakan beragam mushaf maka dampaknya hafalan  menjadi rancu dan terkadang lupa. 

Sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, saat mengoreksi benar tidaknya bacaan harus selalu membawa pensil untuk menggaris bawahi kalimat atau ayat yang dianggap salah oleh guru, kemudian memperbaiki bacaannya. Dan selalu membawa pensil baik di kendaraan, rumah, sekolah, kampus dan di masjid. Jangan sampai meninggalkannya, kecuali memang saat berada dalam kondisi mendesak (darurat).

Apakah cukup sekadar memahami teori tajwid untuk membaca dengan benar dan baik?

Memahami tajwid memang penting, namun sebagai dasar, yang musti difokuskan adalah sisi praktik, misalnya; bacaan dengung, panjang pendek, tafkhim, tarqiq dan makhraj-makhraj huruf dst.

Mana yang lebih penting untuk membuat bacaan menjadi bagus? (Membaca sendiri) (membaca di hadapan guru) (mendengar kaset rekaman). Apakah mendengar rekaman memiliki dampak yang signifikan untuk sebagian besar pembaca Al-Quran?

Dilarang menghafal Al-Quran menggunakan media kaset rekaman, radio, mushaf atau orang yang tidak ahli, agar supaya terhindar dari penditorsian. Orang yang melarang adalah mayoritas ahli ilmu dan ulama’ fiqih.

Kenapa sebagian orang tidak mampu untuk meneruskan hafalannya?

Terputus atau tidak bisa meneruskan hafalan itu bisa karena dilatar belakangi berbagai faktor, yang paling mendasar adalah:

1. Tidak mengetahui derajat dan kedudukan penghafal Al-Quran di dunia dan akhirat.
2. Kurangnya tekad
3. Tidak patuh kepada orang tua dan tidak menganggap penting hal tersebut.
4. Tidak mendapat peringatan mengenai keutamaan Al-Quran sewaktu-waktu.

Wallahu A’lam, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita, Muhammad Saw. para keluarga dan segenap para shabatnya.⧠